Minggu, 03 Agustus 2008

Pengaruh notes di Facebook

Grateful by Disa Aditi Raissaputri Tannos
Knp mesti malu d9n kejujuran? By Rakhel Adinda Victoria
Kau cantik hari ini by Resti ‘echi-o’ Yandhani
Pencerahan 03.00 AM by Bimi Christian
Apakah perasaan bisa di-Hypnotherapy by Nahlia Aryanti Emtiaz Rianto
Following Advice by Adih Respati

Ternyata akhirnya kecurigaan gw tentang guna dari aplikasi dari notes akhirnya terbukti, dengan menulis pikiran dan pendapat di notes and then let your friends know, bisa menjadi sebuah inspirasi bahkan mempengaruhi pendapat orang lain. Contoh nyatanya bisa dilihat di notes nya disa yang berjudul grateful, atau kalo mau yang lebih nyata ya di notes gw ini. Notes ini terinspirasi dari sekian banyak notes yang judulnya gw tulis di awal.

Pertama soal kejujuran. Jujur aja, kadang gw juga masih mengalami hal yang dialami oleh Rakhel a.k.a Khekhel, yaitu kejujuran yang gw lakukan dengan maksud membuat gw nyaman, membawa pada kondisi tidak nyaman bwt gw (nah lho, dilema gw). Disini gw dihadapkan pada pilihan untuk tetap jujur tapi tidak nyaman, atau mengesampingkan kejujuran tapi gw tetep nyaman. Contoh kasus, pada saat lagi tertarik pada seseorang dan berusaha untuk menarik perhatian dia orang, ada pilihan untuk jujur kepada orang tersebut bahwa lo mang tertarik ma dia dan sedang berusaha menarik perhatian dia dengan konsekuensi orang itu bakal muak dengan semua sikap lo yang anoyying (kondisi tidak nyaman buat gw) atau bersikap tidak jujur (white lies), yaitu dengan memakai taktik untuk menarik perhatian orang tersebut dengan tujuan dia tertarik (jadi inget blogs nya ramadion soal perlu tidaknya melakukan semua daya upaya untuk menarik perhatian orang yang kita sukai). Dengan taktik membiarkan semuanya berjalan apa adanya tanpa harus mengungkapkan perasaan akan membuat kondisi tetap nyaman, tapi dengan konsekuensi tujuan untuk membuat dia orang tertarik kemungkinan tercapainya mencapai nol koma sejuta nol persen. Bingung khan. Sebenernya ada jalan tengah buat kondisi ini yaitu merubah tujuan utama untuk ”mendapatkan” dia orang dan bersyukur dengan keadaan saat ini yang udah cukup nyaman. Tapi apa ada yang mau mengesampingkan ambisi macem ini? Kalo gw sich ga.

Yang kedua, berhubungan sama notes nya echi soal pakaian a la anak-anak sekarang (buset dah serasa gw anak jaman dulu ya ^_^). Dari dulu gw menyimpan pendapat yang gw jarang utarakan soal ini, karena gw takut membuat orang lain tersinggung. Tapi setelah membaca notes nya khekhel dan Bimi gw jadi meyakinkan diri untuk menuliskan hal ini. Sejujurnya gw ngerasa keganggu bgt sama selera berpakaian anak-anak jaman sekarang yang bisa dikatakan “terbuka”. Sekarang emang lagi ngetrend bgt untuk memakai pakaian yang mempertontonkan keindahan bentuk tubuh. Jujur, gw sebenernya seneng-seneng aja dengan hal ini, lha wong dapet hiburan sapa yang nolak, gratis pula. Tapi yang jadi permasalahan adalah pola pikir orang-orang (dalam hal ini cewe-cewe) yang melakukan hal ini. Apakah mereka tahu dan mengerti kenapa mereka berpakaian seperti itu? Gw pengen bgt nanya ke mereka tujuan mereka melakukan hal itu. Kalo mang ditujukan untuk mempertontonkan kemolekan tubuh dan menarik perhatian para kaum adam, gw pikir cara ini ga masalah. Tapi kok jadi aneh ya? Soalnya gw ngeliat pakaian seksi tersebut di semua tempat. Ga cuma di tempat khusus untuk menarik perhatian kaum Adam. Apa memang tujuannya untuk menarik perhatian dari semua cowo yang ada di dunia? Kalo ini tujuannya jangan salahkan kalo tanpa dinyana pantat atau bagian tubuh kalian yang lain di pegang oleh ga tau sapa.

Yang jadi permasalahan berikutnya adalah kenapa semua cewe memakai cara yang sama untuk menarik perhatian pria (kita masih berbicara tujuan dari memakai pakaian sexy adalah untuk menarik perhatian cowo). Apakah untuk menarik perhatian cowo cuma dengan menjanjikan kemolekan tubuh? Karena gw ngeliat, tua-muda, gadis ataupun janda, mulai dari SD sampe yang udah punya anak, seneng bgt berpakaian sexy. Kalo emang begini adanya, gw turut berduka cita.

Yang lebih aneh lagi menurut gw adalah banyak bgt cewe yang maksa pengen jadi sexy. Kalo ada cewe yang kemolekan tubuhnya bernilai sembilan memakai pakaian yang mempertontonkan keindahan ini, gw bersyukur atas niatnya itu (lumayan cuci mata, hehehe). Tapi kok banyak bgt cewe yang ga sadar ma kondisi tubuhnya sendiri. Udah tahu lipetan perutnya ada dua belas, tapi dengan santai dan pedenya dia pake baju adeknya yang akhirnya memperlihatkan keanehan dunia nomor 13 tersebut. Belum lagi ada cewe yang kelebihan selulit banyak bgt di pantatnya, tapi dengan senang hati pake celana yang kedodoran yang memperlihatkan kelebihannya tersebut sampe belahan pantatnya keliatan. Ya ampun, sadar dong mbak. Kalo tujuan lo pake baju kaya gitu untuk menarik perhatian cowo, kayanya ga bakalan tercapai dech. Yang ada tuh cowo2 bakalan muak en ngindarin lo. Sedikit memberi saran, untuk menarik perhatian cowo or sapapun di dunia ini, ga cuma mempertontonkan tubuh caranya. Kalo lo dapet cowo cuma karena keseksian dan kemolekan tubuh, jangan salahkan kalo cowo itu ninggalin lo saat lo ga seksi or molek lagi (and i bet you will someday).

Pelajaran moral yang bisa gw berikan mengenai hal ini adalah lakukanlah semua hal berlandaskan pada tujuan. Sadari dengan benar tujuan, lalu pilih cara yang paling memungkinkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dan perlu diinget, yang namanya cara banyak banget alternatifnya. Ada banyak jalan menuju roma Bung!

Arah dari notes ini mulai kebangun, pertama kejujuran, kedua adalah asas tujuan dan yang ketiga termaktub di notesnya Bimi. Setelah membaca notes yang cukup panjang ini, yang sebenernya adalah curhatannya Bimi (iya ngga bim? Hehehe), gw mendapatkan pemahaman bahwa semua hal yang sudah kita yakini dalam taraf kognitif, ga akan berarti apa-apa kalo ga diimplementasikan dalam perbuatan. Yap, lakukan lah hal yang sudah lo rencanakan dan jangan lupa untuk lo selesaikan, jangan berhenti di tengah jalan. Ngomong sich gampang, ngelakuin hal ini yang berat bgt. Sampe sekarang aja gw masih belum bisa. Tapi gw ga lelah berusaha. Cie gw. Hahaha

Sip, tiga hal udah jelas. Masuk ke hal keempat. Yang ini terinspirasi oleh notes yang berjudul apakah perasaan bisa di-hypnotherapy? Setelah membaca notes ini gw kembali disadarkan pada kondisi bahwa yang namanya perasaan tuh abstrak bgt. Lo ga bakalan bisa ngontrol variabel yang satu ini. Bahkan buat orang yang punya kekuatan pikiran cukup besar seperti gw, yang namanya perasaan ga bisa gw taklukan. Karena notes ini juga gw mempertanyakan perasaan gw? Bener ga ya yang gw rasain sekarang? Apakah emang bener gw suka? Apa mungkin gw bakalan mengalami hal serupa? Jatuh cinta pada orang yang salah, dan baru tahu hal ini setelah sekian lama. Terus, gimana gw bisa tahu bener apa ga? Pusing gilaaaaa.

Nah, kalo keempat hal tersebut digabungin mulailah gw curhat, hehehe. Curhatan yang ditujukan buat seseorang yang gw yakin akan baca note ini. Gw akan melandasi curhatan in dengan kejujuran. Sebuah hal yang akan gw tegakkan, walaupun konsekuensinya ga akan teraih gw punya tujuan.

Sejak awal putusnya hubungan gw yang terdahulu, gw menyimpulkan bahwa gw ga cocok dan keganggu bgt sama keribetan hubungan perasaan. Jadi gw sempat memutuskan kalo gw ga akan lagi menjalin hubungan macem itu. Gw sempat meramalkan, pun akhirnya gw tertarik lagi dengan hal macem gitu, gw akan mengkondisikan untuk meminimalisir dampak negatif berupa semua hal yang ribet itu dengan menjalani hubungan tanpa kejelasan. Membiarkan semua berjalan apa adanya sampai saat yang dinanti tiba. Tanpa perlu adanya pernyataan cinta dan pertanyaan untuk menjalani hal selanjutnya.

Lalu lo dateng tanpa dinyana, yang gw juga ga tau kenapa. Menjanjikan sebuah hal yang sesuai dengan ramalan. Lo bilang kondisi ini udah cukup nyaman. Dan kalo menurut konsepsi gw seharusnya juga demikian. Tapi seiring berjalannya waktu, mulai timbul rasa ragu. Apakah memang mau gw begitu? Sampe sekarang gw belom tau.

Gw mulai mempertanyakan kesesuaian konsepsi dengan tujuan. Sesuai dengan sifat gw yang plin-plan, wajar aja kalo gw bersikap demikian. Sebuah keadaan yang lo tawarkan, gw akui memang membuat gw merasa nyaman. Tapi namanya juga manusia, pasti berusaha mendapatkan lebih dari apa yang dia udah punya. Begitu juga gw. Kondisi nyaman ini, harus gw akui membawa sebuah konsekuensi yang akhirnya gw sadari. Sebuah kondisi nyaman yang dilandasi ketidakpastian tetap saja tidak menyenangkan.

Nah, akhirnya sampai pada pokok permasalahan. Mau gw buat gimana ne keadaan. Disini gw dihadapkan pada pilihan. Pertama, tetap bertahan pada konsepsi awal. Melanjutkan semua ketidakjelasan, menafikkan kejujuran demi sebuah rasa nyaman. Atau gw berterus terang, menyatakan keinginan, menepiskan semua keraguan, memberikan kepastian berlandaskan kejujuran, dengan resiko menghancurkan tatanan dan hilangnya kenyamanan.

Ops, ada yang lupa. Hal penting dan mendasar yang seharusnya jadi acuan semua perbuatan. Apa sebenernya yang jadi mau gw? Jujur aja sampe sekarang gw belom tau. Gw sangat berharp lo mau ngasih tahu.

Following advice ; As for ’speak a few reasonable words’, I just did it.

-gigih-
3 Agustus 2008

Tidak ada komentar: