Senin, 07 Juli 2008

Tahun Baru = Orasi

Tahun Baru adalah hari pertama pada awal tahun. Dimulai pada pukul 00:00:01 dan berakhir pada pukul 23:59:59.

Orasi adalah kegiatan berbicara di depan khalayak ramai, dengan suara lantang, sikap tubuh yang bersemangat, rasionalisasi yang baik dan logika yang memadai yang bertujuan mengajak, mempengaruhi bahkan menghasut khalayak ramai tersebut untuk mengikuti maksud dan tujuan orator (Gesang, 2007 ^_^)

Lalu apa hubungan antara tahun baru dan orasi? Kalau menurut definisi di atas, kayaknya ga ada sangkut pautnya dech. Truz, maksud dari judul Blog ini apa?

Seperti yang pernah gw bilang waktu menjawab pertanyaan dekson pada saat kampanye pemilihan anggota BPM F. Psikologi Independent tahun 2005 soal hubungan BPM dengan anjing, "Segala hal di dunia ini bisa di-hubung2kan". termasuk tahun baru dan Orasi.

Yap, semua hal bisa di hubung2kan. Beberapa hal memang sudah berhubungan, beberapa hal lainnya sengaja dihubungkan, beberapa yang lainnya terpaksa berhubungan, beberapa hal lagi tanpa sengaja berhubungan, dan beberapa hal sisanya dipaksa berhubungan (bukan hubungan badan lho, ngeres aja ne ^_^). Nah untuk kasus gw, tahun baru dan orasi tanpa sengaja berhubungan.

Sebelumnya, gw mau tanya. Tahun Baru pada kemana? wah seru Yach, he he he.,
Yap, seperti kebanyakan orang (ga ilmiah banget ya), gw dan kawan2 mencoba untuk merasakan semangat dan gairah tahun baru. Tadinya sich gw mau dirumah aja, TIDUR. Coz buat gw sama aja, ga penting lah tahun baruan. Tapi berhubung kekasih ku tersayang ingin merasakan momen tahun baru bersama diriku yang disayanginya dan teman2 terdekatnya, dan gw ga bisa menolak permintaan orang yg gw sayangi bgt ini, maka jadilah gw ikut konvoi anak2 mencari tempat keramaian. Dan berhubung tempat paling rame dan deket adalah Monas, maka kami memutuskan untuk kesana. Keputusan yang akan kami sesali akhirnya.

Jam 7 malem : Berangkat dari rumah menuju Monas
Jam setengah 9 : Terjebak hujan di kwitang.
Setengah 9 lewat dikit : Markir motor di salah satu gedung di kwitang karena ga mungkin lagi ngelanjutin perjalanan naek motor. Macet banget.
Jam setengah 10-an : Memutuskan untuk jalan kaki ke Monas.
Kira2 lewat lima belas menit jalan : Liat orang2 jalan pulang dari Monas.
5 menit kemudian : memutuskan untuk bertanya kenapa?
2 menit berikutnya : Dijawab karena udah ga bisa maju karena macet.
Semenit sesudahnya : Ga percaya. Nanya yang laen. Jawaban nya sama.
Sesaat berikutnya : Penasaran. Pengen Coba Liat.
Jam 10 lewat berapa tau : Terjebak di kemacetan Orang yg pengen ke monas.
Sampai 1 jam berikutnya : Terjebak di kemacetan dan kehujanan, Pengen Pulang.
Tengok Kiri-kanan, Depan-Belakang : Baru sadar ga bisa pulang. Macet.
Frustasi : Orasi.

Nah itu dia gambaran awal tahun baru gw. Kenapa coba gw mutusin untuk orasi. Hal yg belom pernah gw lakuin, bayangin aja belom. Gw tau orasi itu penting n keren bgt. Gw bahkan kagum sama orang2 yg jago orasi. Tapi gw sadar, orasi itu butuh keyakinan kuat tentang hal yang pengen di utarain. Kalo Orator ga yakin sama orasinya, gimana audiens mau yakin coba. Hal ini yang bikin gw ga mau orasi. Karena gw sadar, ga banyak hal di dunia ini yang gw yakini seratus persen kebenarannya.

Terjebak dalam situasi tidak menyenangkan, hujan, macet en pengen pulang. Tapi apa daya masih banyak manusia lain yang ga sadar ama kenyataan di depan mata bahwa mereka udah ga mungkin ngelanjutin perjalanan ke Monas, tapi te2p aja kekeh pengen maju ke Monas. Gimana bisa pulang gw?!

Sadar bahwa para domba tersesat ini perlu disadarkan, gw putuskan untuk Orasi, mengajak, menyuruh bahakan mengahsut para domba ini untuk pulang.

Dipenuhi oleh keyakinan bahwa banyak orang yang bernaib sama ma gw. Mulailah gw Berorasi. Gw coba untuk menyampaikan logika berpikir gw, bahwa udah ga mungkin melanjutkan perjalanan menuju Monas, jalanan terlalu Macet, gw minta kesediaan mereka untuk pulang. Konyolnya, gw dianggep orang aneh. Bahkan bapak2 disebelah gw memandang gw dengan semnyum mengejek trus bilang begini, " Yah mas ngapain sich, percuma aja, namanya orang Indonesia ". GILA. Padahal dia sendiri orang Indonesia, dan dia sendiri masih ga beranjak dari tempatnya. Secara langsung ne orang bilang dirinya mang ga beres.

Ga peduli dengan rekasi yg timbul, gw te2p berorasi karena gw pengen pulang. Sekitar 30an menit gw berorasi baru ada tanggapan. BEberapa sadar mang harus pulang. Tapi semua orang yg sadar itu cuma ngomong doang. ga berusaha beranjak pulang. Ada yg coba untuk pulang, tapi terhambat oleh orang2 yang pengen pulang tapi ga jalan tersebut.

Gw puter otak, kasih solusi. Gw orasikan solusi gw tersebut. Tiap orang yg pengen pulang gw minta untuk meyakinkan orang dibelakangnya untuk bergerak mundur, begitu seterusnya. Cukup berhasil. Kerumunan Orang yg pengen pulang bertambah. Menyadari akan banyaknya dukungan, gw mulai menyeru mereka semua untuk berteriak "Pulang, Pulang, Pulang".,
Dukungan tambah banyak. BErhubung suasana dan gairah mendukung, sekalian gw nyanyi " Mari Pulang, Marilah Pulang, Kita mau Pulang, Tolong Kasih Jalan...".,
Ga nyangka yg ikut nyanyi banyak. Akhirnya orang2 yang masih keke2h untuk maju ke Monas mulai ngasih jalan. ALhasil Kami bisa PUlang..,

Akhirnya gw sadar ternyata Orasi itu Menyenangkan ^_^



8 Januari 2008
-gi2h-

Tidak ada komentar: